Wahyu Ilham : Berpetualan Ke Negara2 ASEAN dan Jepang


Teman, orang-orang, tetangga, saudara : ikut program apa sih mas?
me : (aku, gw, saya) ikut SSEAYP (om,tante,mas,mbak,coy,bro, op! lebay)

ttots : ooo program apa tuh?
me : itu loh pertukaran pemuda antar negara, bla...bla...blaa.... (udah panjang dan lengkap)
ttots : ooo ke Jepang ya? enak bangett...
me : iyaaa.... (biar cepet, padahal gak Jepang doang)
Indonesian Contingent of SSEAYP 38th2011
Itulah sepenggalan dialog saya dengan teman-teman dan orang-orang sekitar saya yang kebetulan tahu kalau saya akan pergi selama kurang lebih 53 hari untuk mengikuti program ini dan mengharuskan saya cuti semester pertama di sebuah Universitas Swasta yang memiliki peraturan tidak boleh cuti sebelum setahun masa kuliah dalam program Pasca Sarjana Magister Hukum yang sedang saya jalani, yang artinya baru semester ketiga. okey, leave it, intinya adalah saya bisa berangkat dan tetap tercatat sebagai mahasiswa di Universitas itu sampai detik ini walaupun harus mundur setengah tahun lebih lama dari yang normal (dan setaun lebih lama dari yang percepatan).

Selain itu saya juga harus cuti dari pekerjaan yang bernotabene sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil di RSUD Kota Batam, beruntung dengan yang namanya kebijakan saya bisa mendapat izin dan berangkat ke program tersebut. Apapun itu, seperti yang selalu ayah saya katakan apa yang didapatkan diprogram ini lebih dari setahun yang kamu dapatkan di bangku kuliah. Done. Thanks anyway dad.

Dan tentang program ini, awalnya sulit mengerti apalagi menjelaskan program ini tentang apa, yang saya tahu mereka jalan-jalan di negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan tinggal di rumah-rumah lokal ditiap negara, karena awal mulanya saya mengenal adalah keterlibatan saya di PCMI Kepulauan Riau sebuah organisasi kepemudaan yang anggotanya adalah mantan-mantan pemuda yang pernah mengikuti kegiatan pertukaran dan sejenisnya baik itu bertaraf nasional maupun internasional setelah saya pernah mengikuti program Kapal Pemuda Nusantara, Saya selalu berpikir, enak sekali jadi mereka dan saya selalu ingin menjadi seperti mereka para alumni.

Singkat kata, saya mengikuti program ini pada tahun 2011 sebagai angkatan 38th. Dan wow this program is more complicated than i ever imagine before.

SSEAYP, Ship for South East Asia Youth Program.

Pesertanya berjumlah lebih dari 350 orang, perwakilan dari masing-masing negara ASEAN dan Jepang, setiap negara mengirimkan 28 orang menjadi satu kontingen. Dan kalian akan tinggal bersama mereka di sebuah Kapal Pesiar Jepang selama 53 Hari. Uh, how cool it sounds? more than you can hear.

Sebuah program pertukaran pemuda yang dibiayai pemerintah Jepang
dan bekerja sama dengan pemerintah negara ASEAN, bertujuan membangun mutual understanding, toleransi, friendship atas nama cinta damai, dan mengenalkan kebudayaan dan keunikan negara masing-masing. Officialy program ini mungkin layaknya program pertukaran lainnya, discussion, culture night, solidarity group, institutional visit, homestay dan lainnya.

 But specially, semua aktivitas program ini dilaksanakan di dalam sebuah kapal pesiar dengan fasilitas yang mewah, no i'm not telling you about the facility we got (but believe me its awesome! ups..sorry), oke i'm telling you a bit, kita melihat sunset, sunrise dan stargazing yang ga akan didapat di daratan manapun, (agak sombong yah? sorry..haha i just don't know how to say it politely) it's about cruisin! enough, now i'm gonna tell you what we did on the ship, and of course the program.




Our Ship, M.S. Fujimaru

SSEAYP adalah sebuah program yang bertujuan membangun mutual understanding, yes its very true.
Program ini memaksa 350 orang asing yang ditakdirkan bertemu dalam kapal untuk memahami satu sama lain, tentang semua kebaikan maupun kekurangan, secara individual atau atas nama negara. Maka tidak heran setiap masing-masing kontingen diberikan pelatihan ekstra sebelum mereka berangkat, karena mereka membawa misi dan nama baik negara masing-masing untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal. Yang selalu diingatkan senior-senior kami adalah kita sebagai individu harus bersikap yang sesuai dengan norma-norma dan etika yang berlaku karena semua orang akan menilai kita sebagai Indonesian, bukan Wahyu semata.

Program ini mengajarkan bagaimana kita harus hidup berdampingan dengan orang-orang yang berbeda kebangsaan, agama, kebiasaan, cara hidup dan bahasa. Bagaimana kita harus berbagi kamar dengan orang lain, mengetahui kebiasaan-kebiasaan mereka di pagi hari sampai malam hari. Mengetahui makanan kesukaan mereka, sampai rahasia pribadi mereka... (uh i'm getting mellow here, remain me to my Japan and Laos cabinmates)

Banyak-banyak hal yang perlu dijelaskan dan diceritakan dalam program ini, tetapi mungkin bagi sebagian orang yang mendengarkan itu adalah kebosanan, wajar, karena saya pernah dalam posisi keduanya, yang mendengarkan (dan tidak tau apa-apa tentang program ini) dan yang menceritakan (setelah mengikuti program ini). Jadi mungkin cerita singkat saya cukup sampai disitu.
Tapi dibalik dari itu semua, dari aktivitas-aktivitas yang ada, hal-hal baru yang didapat, 52 hari yang terasa amat sangat singkat untuk mengenal 350 orang, SSEAYP is a friendship, family, love, that will never end. Everything happened in here, laugh, cry, happy, sad, sick (seasick actually), fun, but one thing you never felt bored, ever.


Bahasa gak akan pernah jadi masalah, we are there because of our faith (as one of my senior said it), satu cerita dari teman kontingen saya yang sekamar dengan participant dari Myanmar dimana selama 50 hari mereka berada satu kamar tapi tidak pernah ngobrol, karena keterbatasan bahasa dari anak tersebut, tapi hari terakhir dia hanya memeluk lalu berbicara satu kalimat "you're my best sister", and they're cried together. On the last day, me? don't ask, we all 3, did that crying frenzy in front of the elevator, and we just can't stop! cry, laugh, cry, laugh, and cry again, rasanya air mata yang keluar tidak cukup banyak untuk mengekspresikan perasaan kita saat itu.

Participating Youth for SSEAYP 38th 2011

Over all, SSEAYP tidak hanya diskusi yang menuntut kita sebagai pemuda untuk memberikan kontribusi nyata kepada lingkungan tetapi juga tentang friendship yang tidak akan kita dapatkan dimana pun, melewati batas-batas cara hidup sebelumnya, to know each other, open your mind, open your heart, giving your hand, giving your smile to everyone, giving your warm hug to everyone. Its also about stargazing, sunset, sunrise, morning call, morning exercise, flag hoisting, breakfast, lunch, everything we did in dining hall, dinner,culture night, party, grandbath, supper, noodle party, pool, until the farewell party...............( i still remember when Brunei Youth Leader, Nash (masih keturunan Jawa) gave the last speech in dining hall, suara yang menahan tangis- tapi tidak berhasil). Its about the times, 53 days terasa sangat amat singkat. And then become the memories, memories never end, SSEAYP one of the best journey in my life. ever.

PCMI Kepri

1 comment: