Ginseng Tumbuh Subur di Kaki Gunung Ciremai: Perjalanan Dua Budaya, dari HALLYU hingga SAMPURASUN -Part 1
Aku
bekesempatan mewakili Provinsi Kepri dalam program ini, sungguh
berterima kasih kepada keluargaku di Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Kepri
dan program Indonesia-Korea Exchange Program (IKYEP) yang memberikan kesempatan
untuk melakukan perjalanan singkat, inspiratif dan bermakna ke negeri ginseng.
Sekali lagi aku ingin bersyukur dan mengajak teman-teman untuk selalu
mensyukuri nikmat Tuhan, Amin.
Aku
mempunyai sebuah cerita yang menarik, sebuah cerita sederhana yang
kesederhanaan ceritaku ini, dapat membuat diriku menjadi lebih bahagia dan akan
terus belajar untuk bersyukur. Pejalananku kali ini mengantarkan pada keluarga yang sederhana nan sempurna, keluargaku berasal dari kota dan desa (dua
budaya berbeda, dua perbedaan, dua pandangan, dua panutan yang berasal dari Korea
Selatan dan Kuningan, Jawa Barat).
Pertama
aku akan bercerita dari fase Korea Selatan. Perjalananku
untuk bertemu dengan keluarga Lee dimulai.
Cinta datang dengan wujud yang kita harapkan
Lalu lintas
terlihat ramai dan terdengar deru suara mobil melaju dengan kencang, saling
mendahului, ban mobil berputar sesuai dengan irama nan harmonis menyusuri
jalanan raya di sebuah kota, dekat Incheon, Korea Selatan. Aku dan keluarga
baruku melaju dari Si-heung City Hall ke rumah baru kami yang berada di The
Sharp Green Square Apartement, Si-heung, Korea Selatan untuk menjalani program
homestay. Selama program homestay ini aku tinggal bersama dengan kedua
saudaraku dari Yogyakarta dan Papua. Aku menyadari begitu banyak perbedaan di
antara kami. Keluarga Lee mempunyai 4 anggota keluarga (papa, mama, dan dua
anak) tidak terlepas dari dukungan banyak pihak, dari keluarga sederhana nan
harmonis ini aku mempelajari sebuah keharmonisan dan keseimbangan dalam
kehidupan.
Dari
keluarga Lee,
aku juga belajar
menghargai satu sama lain, belajar mendengarkan pendapat orang lain, belajar
mendengar dan menerima masukan dari orang lain, saling menghormati dan
toleransi terhadap perbedaan yang ada. Tuhan, aku beruntung bisa belajar banyak
hal dari keluarga baruku ini, aku memang bukan lahir dari keluarga yang
sempurna, aku tidak marah Tuhan, aku yakin Engkau mempunyai rencana yang Indah
untuku. Walaupun aku tidak mendapatkannya dari orang-orang terdekatku, aku
dapat menerimanya dari orang lain, dan aku tidak mempermasalahkan itu, itulah
CaraMu dan aku bersyukur. Dengan keluarga baruku ini, kami berbagi cerita dari
suka hingga duka, saling bertukar cerita dan pengalaman, banyak pelajaran dan
makna perjalanan hidup yang dapat kupelajari disini.
Cinta tidak selalu datang dengan wujud yang kita
harapkan
Tangan dan bibir
bergetar menahan dinginnya udara pagi ini, hari menunjukan pukul 08.00 pagi
waktu Korea, saat matahari mulai bersinar dengan indahnya. Cuaca pagi itu
begitu dingin dengan suhu di bawah rata-rata suhu Indonesia, sangat dingin. Aku
rindu dengan suasana di pagi itu suasana yang membuatku terharu akan manisnya
arti sebuah keluarga. Suasana hangat bersama keluarga Lee.
Masih teringat
dengan jelas bagaimana papa membuatkan secangkir kopi hangat untuk
menghangatkan tangan, bibir atau bahkan kepribadian kaku ini di kala pagi.
Masih teringat dengan jelas, aku hampir meneteskan air mata taklala papa
memberikan secangkir kopi hangat itu. Papa mengatakan “minumlah, ini adalah
kopi khas Korea, kamu harus mencobanya”. Aku tak menyangka, ternyata papa
begitu lembut, papa begitu cinta dengan keluarganya, sebelumnya aku berpikir
bahwa papa adalah orang yang kaku dan apatis, karena keseharian papa yang
bekerja sebagai seorang ahli mesin. Well, mungkin kelihatannya sangat berlebihan
tapi bagiku ini adalah tindakan kecil yang sangat berarti. Aku jarang
mendapatkan perhatian dan sentuhan hangat seperti ini dari papaku sendiri.
Dengan hati dan tangan gemetaran ditambah wajah bingung akupun menerima kopi
tersebut sembari mengucapkan “thank you papa” dan papa pun menjawabnya dengan
“welcome” hati ini sangat terharu, terima kasih papa sudah begitu perhatian.
Secangkir kopi
hangat yang disuguhkan oleh papa pada pagi itu bagai teguran dan cambukan
untukku. Hatiku berkecamuk hebat aku terharu, aku sedih, aku menyadari wujud
cinta itu tidak datang sesuai dengan yang kita harapkan tapi mereka datang
dengan bentuknya yang unik dan kadang kita tidak menyadari itu. Wujud cinta
datang dengan bentuk yang kita butuhkan, bentuk yang kita perlukan untuk mengisi
kehampaan hati. Wujud cinta datang dan pergi tanpa kita sadari, seperti
secangkir kopi hangat dari papa, itulah wujud cinta kasih orang tua terhadap
anaknya, wujud cinta yang abadi diwujudkan dengan perbuatan yang sederhana dan
sarat akan makna. Banyak pelajaran yang dapat sama-sama kita petik dari
kejadian ini. hargailah setiap momen sekecil apapun dalam hidup kita,
renungilah maka akan menjadi luar biasa.
Malam sebelum
program homestay ini berakhir kami satu keluarga pergi bekeliling kota, menyusuri
jalanan kota yang sejuk. Sebelumnya aku menolak, karena aku tahu papa baru
pulang kerja, aku berpikir pasti papa lelah. “Ayo kita jalan-jalan keliling
kota” ajak papa kepada kami, aku berseru “sebenarnya kami sangat suka
jalan-jalan, apalagi ini adalah tempat baru bagi kami, tapi papa tidak lelah?
papa baru pulang kerja, sepertinya butuh istirahat” papa menjawab “hahahaha,
tidak masalah, hanya sedikit lelah, mari kita jalan”. Akhirnya kami berjalan
berkeliling kota Si-heung dan Incheon sembari bercerita, senda gurau dan tidak
lupa mengabadikan momen dengan berfoto ria. Ahhhhhh, sungguh momen yang luar
biasa.
Perjalanan di
malam itu diakhiri dengan makan malam disebuah restoran cepat saji, kami
memesan beberapa menu andalan, papa memesan beer dan ayam goreng, sementara
untuk kami papa memesankan coca cola dan ayam goreng, papa tidak memesankan
beer karena papa tahu itu kami belum boleh meminumnya. Ada kejadian lucu
terjadi selama proses order menu. Papa bercerita bahwa dikorea punya istilah
yang unik untuk makanan ayam dan minuman beer, papa mengatakan “di Korea kami
menyebutnya Chimaek”. Ucapan papa
sewaktu menyebutkan kata Chimaek
terdengar ditelingaku seperti Cimeng dalam
hati aku berguman “waduh, ini sejenis narkoba ya”. Hahahah, papa menjelaskan
lagi bahwa Chimaek adalah sebuah
istilah yang terdiri dari dua makna chi
untuk ayam dan Maek asal kata maekju adalah sejenis beer dari korea,
jadi chimaek adalah menu ayam dengan minuman beer, begitu penjelasan papa
berakhir, aku hanya tersenyum-senyum malu, karena salah pendengaran dan
pengertia, tentunya diiringi takjub karena ternyata di Korea juga ada
istilah-istilah gaul seperti di Indonesia. Terima kasih Tuhan, aku mendapatkan
keluarga yang begitu baik, dan begitu perhatian. Mama juga tidak kalah hebatnya,
dibalik keharmonisan keluarga ini saya yakin ada sosok perempuan yang hebat
yaitu mamaku. Aku ingin lebih lama lagi tinggal bersama mereka, namun apa daya,
besok aku harus kembali bertemu dengan teman-temank untuk melanjutkan
perjalanan.
Suasana hatiku di
siang hari ini begitu sepi, aku menahan sakit, menahan rasa kehangatan yang
sebentar lagi akan hilang. Tepat sekali, siang ini adalah akhir dari program
homestay dan aku harus berpisah dengan keluarga baruku. Aku belum siap, aku
masih ingin bersama mereka, belajar dari mereka tentang makna dari sebuah
keluarga. Waktu menunjukan Pukul 14.00 dan akupun diantar bersama dengan
saudara lainnya ke Si-heung city hall untuk bertemu dengan keluarga lainnya
yang juga menerima teman-temanku sesama delegasi Indonesia. Aku sedih harus
berpisah, aku benci perpisahan, mengapa setiap pertemuan harus diakhiri dengan
perpisahahan, tapi beginilah realita hidup. Akupun berpamitan dengan kedua
orangtuaku, menyalami mereka dan mencium punggung tangan mereka. Mereka kaget,
aku menjelaskan bahwa mencium punggung tangan adalah ungkapan sayang dan rasa
hormat di Indonesia kepada yang lebih tua dan merekapun menyambutnya dengan
senyum yang ramah.
Saat perpisahan
aku mengucapkan terima kasih karena telah menerimaku menjadi bagian dari
keluarga mereka, terima kasih papa, terima kasih mama. Aku tidak akan lupa
kebersamaan kita yang singkat ini, akan kukenang di dalam relung hatiku yang
terdalam. Terima kasih telah mengajariku banyak hal, aku berdoa semoga papa dan
mama selalu diberkahi kesehatan, umur yang panjang dan kebahagiaan. Terima
kasih untuk waktu yang luar biasa ini. Aku mencintai kalian.
Bersambung ...
|
|
|||
No comments:
Post a Comment